Pendidikan generasi muda dalam membentuk sumber daya manusia yang
potensial merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Inti pendidikan
itu sendiri pada dasarnya adalah proses alih informasi dan nilai-nilai
yang ada. Selama proses ini terjadi, pengalaman dan penalaran
pengambilan keputusan seseorang akan bertambah baik. Hasil akhir suatu
proses pendidikan adalah terbentuknya seseorang yang mampu berdiri
sendiri, bekerja dan tak pernah berhenti untuk belajar serta
mengembangkan apa yang telah diperolehnya. Proses belajar mengajar
dalam dunia pendidikan secara umum melibatkan empat buah komponen
utama, yaitu murid, "guru", lingkungan belajar dan materi pelajaran.
Keempat komponen ini mempengaruhi murid dalam mencapai tujuan
belajarnya.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah pedagogik, yaitu : ilmu
menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang
dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan
sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni : membangkitkan
kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam
bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan - Red),
mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan
watak, mengubah kepribadian sang anak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar
didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan
mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar
Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan
budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya.
Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara
singkat pendidikan dapat dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan
manusia sejak lahir hingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani,
dalam interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakatnya.
Komputer Alat Bantu Proses Pendidikan
Mula-mula program belajar dengan komputer (courseware) tampil dalam
bentuk latihan soal, tutorial, dan simulasi hukum-hukum alam. Dengan
makin berkembangnya kemampuan komputer (misalnya dalam menampilkan
gambar), perangkat lunak latihan soal dirasakan tidak memanfaatkan
kemampuan sesungguhnya yang ada pada komputer. Keadaan bertambah
runcing dengan perkembangan pengetahuan di bidang kognitif, seperti
munculnya teori-teori tentang human information processing. Akibatnya
para ahli dibidang komputer dan kognitif melihat bahwa komputer untuk
pendidikan dapat berfungsi lebih dari sekedar alat mempresentasikan
materi pelajaran. Komputer harus dapat meningkatkan cara berfikir
seseorang. Hal ini dapat dicapai misalnya dengan bantuan bidang AI
(artificial intelligence). "Peningkatan cara berfikir" ini dirasakan
penting karena perkembangan teknologi yang sangat pesat mengharuskan
seseorang untuk mempunyai ketrampilan belajar (cara berfikir) yang
tinggi. Dengan kata lain, proses belajar merupakan proses pembentukan
pengetahuan bukan proses menghafal pengetahuan. Jadi kita dapat
menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki untuk membangun
pengetahuan yang baru.
Dibandingkan dengan media pendidikan yang lain, seperti overhead, tv,
dan film, komputer itu lebih memungkinkan utk membuat sang murid
menjadi "aktif" bermain-main dengan informasi. Perangkat lunak dapat
dibuat agar interaktif. Hal ini sukar dicapai oleh media lainnya. Hal
lain yang menarik, perangkat lunak untuk pendidikan dapat di sesuaikan
dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing murid. Hal ini
memungkinkan murid-murid untuk berkembang sesuai dengan keadaan dan
latar belakang kemampuan yang dimiliki. Murid yang memang mampu belajar
dengan kecepatan tinggi tidak perlu menunggu rekan lainnya yang
memerlukan waktu lebih dalam memahami materi pelajaran.
Melihat luasnya kemungkinan penggunaan komputer untuk pendidikan,
berikut akan dibahas beberapa tahapan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan cara berfikir seseorang. Di samping itu, diharapkan pula
sesorang tersebut mampu bekerja secara leluasa dengan menggunakan
komputer.
Strategi Memasyarakatkan Komputer
Beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk memasyarakatkan komputer adalah sebagai berikut.
1. Tahap awal adalah memahami pengoperasian komputer. Disini
diperkernalkan berbagai konsep tentang komputer mulai dari istilah,
perintah, cara kerja, konfigurasi yang digunakan. Hal ini dapat
dilakukan sedini mungkin sejak sekolah dasar atau sekolah menengah
pertama. Salah satu issu yang juga menarik dibicarakan adalah upaya
pengindonesiaan baik istilah maupun pemrograman komputer.
2. Pada tahap ini ditanamkan keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh
dengan adanya alat bantu komputer. Pemahaman dilakukan melalui contoh
penggunaan program aplikasi untuk memprestasikan informasi seperti
program pemroses kata, desktop publishing atau merancang dan menggambar
menggunakan komputer (computer aided design). Karena sifat
program-program ini yang umumnya cukup mudah dioperasikan, perasaan
takut untuk menghadapi komputer dapat dikikis sedikit demi sedikit dan
diganti perasaan senang bekerja menggunakan komputer. Pada tahap ini,
murid baru menerima komputer sebagai alat bantu.
3. Khususnya untuk pelajar-pelajar tingkat sekolah dasar atau menengah.
Pemahaman pelajaran dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Beberapa
program aplikasi yang ada dapat digunakan keperluan tersebut. Sebagai
contoh untuk pelajaran matematika program aplikasi simbolik matematik
seperti MACSYMA [1] atau MAPLE [2] dapat digunakan. Contoh penggunaan
ke dua program tersebut misalnya dalam pemfaktoran, penghitungan akar
persamaan kuadratis maupun kubik, operasi matriks, solusi persamaan
linear beberapa buah anu, kalkulus differensial dan integral. Hasil
perhitungan tersebut dapat disajikan di kelas pada saat pengajar
menerangkan beberapa topik misalnya, persamaan gerak lurus, rangkaian
listrik, populasi penduduk, penghitungan bunga uang dan sebagainya.
Di samping itu, ada perangkat lunak lainnya untuk latihan soal bahkan
untuk mensimulasi hukum-hukum alam (seperti fisika, kimia, biologi).
Program semacam ini amat menarik untuk disajikan sebagai praktikum
untuk memantapkan konsep hukum-hukum alam yang disajikan dalam kelas.
Sebagian program ini bahkan dapat diperoleh secara cuma-cuma karena
merupakan program untuk masyarakat umum (public domain).
4. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk bekerja
dan menganalisa masalah menggunakan komputer. Pada tahapan ini
konsep-konsep seperti basis data, aplikasi tabel (spread-sheet) untuk
membantu pemecahan masalah dapat diketengahkan. Kemampuan untuk
meninjau informasi yang ada dan memformulasikan dalam program aplikasi
yang digunakan dapat dikembangkan.
5. Jika prasarana fisik memungkinkan, pada tahapan ini diketengahkan
konsep bermasyarakat menggunakan komputer. Sarana fisik jaringan
komputer mutlak diperlukan untuk memungkinkan hal ini terjadi.
Konsep-konsep untuk berdiskusi secara elektronik, tata-cara yang
digunakan, kemungkinan bekerjasama secara elektronis dapat dikembangkan
disini.
6. Pada tahap akhir, kemampuan untuk membuat sendiri program-program
yang dibutuhkan dapat dikembangkan. Teknik pemrograman yang baik,
misalnya menggunakan sifat-sifat yang modular, object oriented dsb.
dapat diketengahkan.
No comments:
Post a Comment